TATA IBADAH RABU ABU 6 MARET 2019
GEREJA
TORAJA
(Anggota
PGI)
KLASIS
PULAU JAWA
BADAN
PEKERJA MAJELIS JEMAAT SURABAYA
CABANG
KEBAKTIAN MALANG RAYA
Sekertaris: Pnt. Irianto S.
Hp: 0812 3444 6418, Email:getormalang@gmail.com

TATA
IBADAH
![]() |


Rabu Abu
6 Maret 2019
Stola Ungu
(Liturgi model 1)

BERHIMPUN
MENGHADAP ALLAH
PL1 :Jemaat yang dikasihi Tuhan, Rabu abu adalah awal masa prapaskah
dimana kita diajak untuk sungguh-sungguh merendahkan diri di hadapan Tuhan
bahwa kita sungguh-sungguh berdosa dan rapuh dihadapan-Nya. Rabu abu
mengingatkan kita bahwa kita hanyalah ciptaan, dan bahwa realitas dosa telah
membuat kita semakin rapuh. Firman Tuhan mengatakan ”sebab engkau debu dan
engkau akan kembali menjadi debu” (Kej 3:19). Untuk itu, kita menaruh
pengharapan kepada kasih karunia Allah yang menyelamatkan kita. Karena itulah
di hari ini kepada kita diperdengarkan seruan melalui tema kita: Segeralah
berbalik.
Prosesi
(Berdiri)
Menyanyi:
”Sungguh lembut Tuhan Yesus memanggil” (KJ 353)
Sungguh
lembut Tuhan Yesus memanggil, memanggil aku & kau.
Lihatlah Dia prihatin menunggu, menunggu aku dan kau.
“Hai mari datanglah, kau yang lelah, mari datanglah!” Sungguh
lembut Tuhan Yesus memanggil, “Kau yang sesat, marilah!”
Lihatlah Dia prihatin menunggu, menunggu aku dan kau.
“Hai mari datanglah, kau yang lelah, mari datanglah!” Sungguh
lembut Tuhan Yesus memanggil, “Kau yang sesat, marilah!”
Janganlah
ragu, Tuhanmu mengajak, mengajak aku dan kau;
Janganlah enggan menerima kasihNya terhadap aku dan kau.
“Hai mari datanglah, kau yang lelah, mari datanglah!” Sungguh
lembut Tuhan Yesus memanggil, “Kau yang sesat, marilah!”
Janganlah enggan menerima kasihNya terhadap aku dan kau.
“Hai mari datanglah, kau yang lelah, mari datanglah!” Sungguh
lembut Tuhan Yesus memanggil, “Kau yang sesat, marilah!”
Votum
PF :Ibadah Ini berlangsung dalam nama Bapa dan
Anak dan Roh Kudus.
5 6’
5 6’ 5
4 3
. KJ 478 a
J : A - min, A - min, A - min.
Salam
PF :Sekalipun kita ini adalah debu, namun damai sejahtera tetap
dijanjikan Tuhan kepada kita. Karena itu, terimalah salam kasih bagi kamu
sekalian
J :Bagimu juga
Bermazmur
PL1
Membaca
Mazmur 51(dibacakam langsung dari
Alkitab)
Pelayanan
Firman
Doa
Pembacaan Alkitab
Pembacaan
Alkitab
Lector
1: Yoel 2:12-17
Lector 2:
2 Korintus 6:1-10
PF : Injil Matius
6:16-18 (Berdiri)
Meny : Kurre Sumanga’
Puang” NJNE 78
Khotbah
: “Segeralah Berbalik” (Duduk)
Saa
Teduh
Puisi
Seorang Anak ” (Bercermin pada abu)
Bukanlah
kita tak mampu
Hanya mungkin malu
Bila harus menatap pada debu
Ternyata abu adalah kaca
Kita berbayang di dalamnya
Pantulan yang menatap balik
Dari serpih debu dan kerikil
Noktah-noktah kecil yang membeku
Menggores vertikal horisontal
Pada kening tak tahu malu
Berulang pongah tanpa sesal
Syukur ada abu
Membuat kita jadi tahu
Bahwa manusia bagai debu
Antara sekian galaksi mega biru
Pada abu kita berguru
Menapak dalam tobat dan rindu
Dalam debu kita bergulat
Melawan nafsu kuasa jahat
Syukur kita bagai abu
Agar semakin tahu
Siapa Sang Rahim itu
Perangkul memeluk debu
Kembali bercermin di abu
Hanya mungkin malu
Bila harus menatap pada debu
Ternyata abu adalah kaca
Kita berbayang di dalamnya
Pantulan yang menatap balik
Dari serpih debu dan kerikil
Noktah-noktah kecil yang membeku
Menggores vertikal horisontal
Pada kening tak tahu malu
Berulang pongah tanpa sesal
Syukur ada abu
Membuat kita jadi tahu
Bahwa manusia bagai debu
Antara sekian galaksi mega biru
Pada abu kita berguru
Menapak dalam tobat dan rindu
Dalam debu kita bergulat
Melawan nafsu kuasa jahat
Syukur kita bagai abu
Agar semakin tahu
Siapa Sang Rahim itu
Perangkul memeluk debu
Kembali bercermin di abu
By. Anonimous
RESPONS JEMAAT
Censura
Morum
PF :"Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN,
"berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan
menangis dan dengan mengaduh." Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu,
berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang
sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu,
mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi
korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.
PL1 :Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku
mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat,
sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.
Semua :Tuhan, dengarlah suara
permohonanku, bersihkanlah aku dan tahirkan aku ya Tuhan, hapuskanlah
pelangaran-pelanggaranku.
Menyanyi “Insan, Tangisi Dosamu” KJ 157:1-2
Insan,
tangisi dosamu! Ingatlah, Kristus menempuh jalan
penuh sengsara dan bagai hamba terendah Ia kosongkan diriNya
menjadi Perantara. Yg mati dihidupkanNya, yg sakit disembuhkanNya yg hilang Ia cari, berkurban diri akhirnya, memikul dosa dunia diatas kayu salib.
penuh sengsara dan bagai hamba terendah Ia kosongkan diriNya
menjadi Perantara. Yg mati dihidupkanNya, yg sakit disembuhkanNya yg hilang Ia cari, berkurban diri akhirnya, memikul dosa dunia diatas kayu salib.
PL1 :Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah
kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN
pelanggaran-pelanggaranku,"dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.
J :Tuhan, dengarlah suara permohonanku,
bersihkanlah aku dan tahirkan aku ya Tuhan,hapuskanlah
pelangaran-pelanggaranku.
PF :Kepada kamu sekalian yang tunduk dalam penyesalan, berita anugerah
dari Allah dinyatakan kembali: Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya,
yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yg kesalahannya tidak
diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
Menyanyi
”Ku diberi belas kasihan” (KJ 40:4-6)
Kudapat janji yang
teguh, kuharap sabdaNya
dan Tuhanlah
perisaiku tetap selamanya.
Kendati
nanti ragaku terkubur dan lenyap,
padanya
aku berteduh bahagia tetap.
Meski selaksa tahun
lenyap di sorga mulia,
rasanya baru sekejap
memuji namaNya!
PF :Sekalipun demikian, kita harus menyadari bahwa kita masih ada
dalam dunia ini dengan berbagai hal yang bisa kembali menyeret kita kepada
dosa. Untuk itulah tanda debu tanah yang akan kita terima, kiranya menjadi
pengingat bagi kita. Betapa rapuh, fana, dan terbatasnya kita tanpa Tuhan.
Kita pun diingatkan akan hakikat
hidup ini yang hanya bersumber pada kasih dan anugerah Allah, sehingga tidak
memiliki dasar sedikit pun untuk bermegah. Di luar Dia kita tidak dapat
melakukan apa-apa. Karena itu bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
J :Amin
Simbolisasi
Rabu Abuh
- Selama penorehan debu tanah pada
dahi atau punggung tangan, instrumen musik atau nyanyian cantor “Ya Yesus Terkasih” (KJ. 382:1-4) dimainkan/dinyanyikan
(berulang-ulang).
- Penorehan debu tanah pada dahi
atau punggung tangan dengan ungkapan: “Engkau dari debu dan akan kembali kepada
debu”.
PF :Syukur kepada Allah yang telah memungkinkan kita menikmati
anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus, serta terus mengingatkan kita
untuk tetap bergantung kepada Dia yang telah menciptakan kita menurut gambar
dan rupa-Nya
Menyanyi ”Kuberbahagia” KJ
392
“Ku berbahagia, yakin teguh: Yesus
abadi
kepunyaanku! Aku warisNya, ‘ku ditebus,
ciptaan baru Rohulkudus.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus
selamanya.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus
selamanya.
Pasrah sempurna, nikmat penuh; suka
sorgawi
melimpahiku. Lagu malaikat amat merdu;
kasih dan rahmat besertaku.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.
melimpahiku. Lagu malaikat amat merdu;
kasih dan rahmat besertaku.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.
RESPONS
JEMAAT
Persembahan (Duduk)
PL2 :Tetapi anak yang lahir terdahulu dari keledai haruslah
kautebus dengan seekor domba; jika tidak kautebus, haruslah kaupatahkan batang
lehernya. Setiap yang sulung dari antara anak-anakmu haruslah kautebus, dan janganlah
orang menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan hampa.(Keluaran
34:20)
Menyanyi ”Berserah Kepada Yesus (PKJ
364)
Berserah
kepada Yesus tubuh, roh dan jiwaku;
kukasihi, kupercaya, kuikuti Dia t’rus.
Aku berserah, aku berserah;
kepadaMu, Jurus’lamat, aku berserah!
INSTRUMEN (Ayat 2 akan dinyanyikan setelah pundi akan selesai dinyanyikan)
kukasihi, kupercaya, kuikuti Dia t’rus.
Aku berserah, aku berserah;
kepadaMu, Jurus’lamat, aku berserah!
INSTRUMEN (Ayat 2 akan dinyanyikan setelah pundi akan selesai dinyanyikan)
Berserah
kepada Yesus di kakiNya ‘ku sujud.
Nikmat dunia kutinggalkan; Tuhan, t’rima anakMu!
Aku berserah, aku berserah;
kepadaMu, Jurus’lamat, aku berserah!
Nikmat dunia kutinggalkan; Tuhan, t’rima anakMu!
Aku berserah, aku berserah;
kepadaMu, Jurus’lamat, aku berserah!
Doa
Syafaat , Persembahan & Doa Bapa Kami
Pengutusan
dan Berkat
Petunjuk
Hidup Baru (Berdiri)
PF :Dengarkanlah Petunjuk Hidup Baru: Sebab kamu
telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu! (1Korintus
6:20)
Nyanyian
Jemaat: Besarlah Kasih Bapaku (Kj. 389:1-3)
Besarlah
kasih Bapaku, selalu melingkupiku;
di
mana-mana diriku diasuhNya.
Betapa kasihNya besar! Tak usah hatiku gentar,
‘ku berbahagia benar, diasuhNya.
Ya Bapa, dalam kasihMu arahkan tiap langkahku;
‘ku yakin Kau tetap teguh mengasuhku.
Betapa kasihNya besar! Tak usah hatiku gentar,
‘ku berbahagia benar, diasuhNya.
Ya Bapa, dalam kasihMu arahkan tiap langkahku;
‘ku yakin Kau tetap teguh mengasuhku.
Pengutusan
PF :Pergilah: Engkau memang dari debu. Tetapi anugerah Allah adalah
kehidupan kekal. Jangan menolak kasih karunia Allah.
Berkat
PF
:Kiranya
Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan
wajah-Nya.
J :Amin
Pl1:Nyanyian
Syukur “Perubahan besar” (PKJ
239)
Perubahan
besar di kehidupanku
sejak Yesus di hatiku;
di jiwaku bersinar terang yang cerlang
sejak Yesus di hatiku.
sejak Yesus di hatiku;
di jiwaku bersinar terang yang cerlang
sejak Yesus di hatiku.
Ref;
Sejak Yesus di hatiku, sejak
Yesus di hatiku,
jiwaku bergemar bagai ombak besar
sejak Yesus di hatiku.
jiwaku bergemar bagai ombak besar
sejak Yesus di hatiku.
Aku
tobat, kembali ke jalan benar
sejak Yesus di hatiku;
dan dosaku dihapus, jiwaku segar
sejak Yesus di hatiku.
sejak Yesus di hatiku;
dan dosaku dihapus, jiwaku segar
sejak Yesus di hatiku.
Saat teduh Pribadi
Selamat
memaknai Rabu Abu
TUHAN YESUS
MEMBERKATI
“Engkau adalah debu dan akan kembali
menjadi debu”
(Kej 3:19).
MAKNA
RABU ABU
Rabu Abu adalah hari pertama masa Prapaskah 40 hari
yang dilaksanakan pada hari rabu setelah Minggu Transfigurasi. Dalam perayaan
Gereja Mula-Mula disebut Hari Abu. Pada abad ke-13 simbol hari Rabu Abu untuk
memasuki masa Prapaskah ialah dengan memberi abu pada dahi warga jemaat yang menggambarkan
kesedihan, penyesalan dan pertobatan (seperti dalam Ester 4:1,3; dan bahkan
digambarkan dengan memakan abu seperti dalam Mazmur 102:10). Abu pada Rabu Abu
adalah simbol untuk mengungkapkan rasa tobat dan penyesalan, pengakuan akan
kerapuhan dan kelemahan (Yunus 3:6), juga melambangkan harapan akan
kebangkitan, dimana segala sesuatu akan lenyap dan hangus oleh nyala api dan
digantikan oleh bumi dan langit baru (band. 2 Petrus 3:10-13). Abu juga menjadi
simbol bagi kepedihan hati yang mendalam (Ayub 2:8). Abu dipakai untuk
keperluan pembersihan atas dosa (Bil. 19:9. 17-18; Ibrani 9:13). Pada saat itu
warga jemaat masuk ke suasana penuh penyesalan untuk mengatasi
kebiasaan-kebiasaan buruk dengan memusatkan diri/perhatian pada pengorbanan
Yesus.
Simbol Rabu abu adalah penggunaan stola berwarna
ungu, dan busana yang didominasi abu-abu dan hitam. Dalam liturgi, simbolisasi
rabu abu dapat dilakukan dengan pembubuhan debu tanah pada dahi (Toraja: ditoding, ditodi’) dengan perkataan
“engkau adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (Kej 3:19). Simbol ma’toding ini dapat dilaksanakan di awal
ibadah atau sebagai bagian dari refleksi pemberitaan firman.
Dalam Rabu Abu, warga jemaat masuk ke suasana penuh
penyesalan untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan buruk dengan memusatkan diri dan
perhatian pada pengorbanan Yesus. Menurut tradisi, abu yang dipakai sebagai
simbol adalah abu dari daun-daun palem perayaan Minggu Palma tahun lalu. Tetapi
untuk ibadah Rabu Abu di Gereja Toraja (bila diadakan simbol abu, karena tidak
mutlak harus ada), yang digunakan adalah debu tanah (Kej 3:19). Dalam liturgi Rabu Abu, akta censura morum (pemeriksaan moral) perlu
ditekankan (Yesaya 59). Jadi, bagi Gereja Toraja, Rabu Abu adalah pembukaan
dari masa 40 hari untuk merenungi kelemahan-kelemahan di hadapan Tuhan,
memperbaiki diri oleh kuasa Roh Kudus. Dari konteks budaya Toraja, Rabu Abu
adalah waktu untuk massuru’-suru’,
memeriksa diri dan memohon ampunan dari Tuhan.

Komentar
Posting Komentar